Beranda | Artikel
Prinsip Dalam Beragama Islam
Senin, 13 Januari 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Prinsip Dalam Beragama Islam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas pada 12 Jumadal Awwal 1440 H / 19 Januari 2019 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Prinsip Dalam Beragama Islam

Ada beberapa poin yang perlu saya sampaikan karena ini sudah membahas tentang prinsip dalam kita beragama dan juga menjelaskan tentang keindahan dan kesempurnaan agama Islam dari apa yang sudah kita bahas. Dari prinsip agama yang wajib kita yakini, yang wajib kita pahami, yang wajib kita amalkan:

Prinsip pertama, agama Islam satu-satunya agama yang haq, agama yang benar, agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain Islam tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itu yang sudah kita bahas. Dalilnya banyak dalam ayat Al-Qur’an yang sudah kita bahas juga.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah agama Islam.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)

Allah juga berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٨٥﴾

Barangsiapa mencari agama selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.”

Nabi juga bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Allah yang diri Muhammad di tanganNya, tidaklah mendengar aku diutus (siapa saja) apakah dia Yahudi atau Nasrani kemudian dia tidak beriman dengan apa yang aku bawa, maka dia pasti menjadi penghuni neraka.” (Hadits shahih riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu)

Ini adalah prinsip yang pertama.

Prinsip kedua, Islam adalah agama Ilmu. Jadi dalam kita beragama ini, harus punya dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah Ala Fahmi Salaf, bukan kata orang, bukan kata ustadz, bukan kata kiai, bukan kata tuan guru, bukan kata habib, bukan kata ulama, tapi kata dalil, kata Al-Qur’an, kata Sunnah.

Ini penting dalam kita beragama. Dan hidup dibawah naungan Al-Qur’an wa Sunnah Ala Fahmi Salaf merupakan kehidupan yang membawa kepada ketenangan, ketentraman, kebahagiaan dan membawa manusia ke surga.

Harus dengan ilmu. Karena agama Islam adalah agama ilmu. Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَـٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿٣٦﴾

Jangan kamu ikut apa yang kamu tidak tahu, karena sesungguhnya pendengaran, mata dan hati akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Isra`[17]: 36)

Jadi, agama Islam agama ilmu, agama Islam agama dalil, agama Islam agama hujjah. Hatta (walaupun) kepada kaum musyrikin. Nabi mengatakan kepada mereka sebagaimana Allah firmankan dalam surat Al-An’am:

نَبِّئُونِي بِعِلْمٍ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Sampaikan kepadaku dengan ilmu jika kalian orang yang jujur.” (QS. Al-An’am[6]: 143)

Harus dengan ilmu. Seperti Allah sebutkan juga dalam surat Al-Baqarah ayat 111 tentang angan-angan pernyataan orang Yahudi dan Nasrani yang mereka mengatakan bahwa merekalah yang berhak menjadi penghuni surga. Allah katakan bahwa itu angan-angan. Allah berfirman:

وَقَالُوا لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿١١١

Mereka berkata bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani. Kata Allah, ‘Itu angan-angan mereka, mana bukti kamu, mana hujjah kamu, mana dalil kamu jika kamu orang yang jujur.” (QS. Al-Baqarah[2]: 111)

Mereka tidak punya dalil. Sama sekali tidak punya dalil. Jadi agama Islam adalah agama dalil. Agama Islam agama hujjah. Yang berhak masuk surga adalah orang Islam. Orang kafir tidak akan masuk surga selama-lamanya. Orang Islam yang masuk surga kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Nabi bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ

“Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim.” (HR. Bukhari)

Yang saya tekankan di sini berkaitan dengan ilmu, Allah menyuruh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengatakan kepada orang Yahudi dan Nasrani yang mengatakan dirinya masuk surga, “mana bukti kamu, mana hujjah kamu, mana dalil kamu?”

Jadi, agama Islam adalah agama dalil, agama hujjah, dan tidak boleh kita ikut dalam beraga ini sembarangan. Apa kata banyaknya orang, apa kata ustadz, tidak boleh. Agama Islam agama dalil.

Ini adalah prinsip kedua yang wajib kita yakini seyakin-yakinnya.

Prinsip ketiga yang juga sudah kita bahas. Bahwa kita dalam beragama ini harus berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman para sahabat. Karena kita wajib mengikuti para sahabat. Dan ini merupakan jalan menuju surga. Yang memerintahkan kita beragama menurut cara beragamanya para sahabat adalah Allah dalam Al-Qur’an juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan sudah saya bawakan dalil-dalil tentang kenapa kita wajib mengikuti manhaj salaf.

Diantara sekian banyak dalil, satu ayat saja saya bacaan, Allah berfiman dalam surat An-Nisa’ ayat 115 Allah berfirman:

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا ﴿١١٥﴾

Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas baginya petunjuk dan mengikuti jalan selain jalan kaum Mukminin, Kami akan palingkan kemana dia berpaling. Dan Kami akan masukkan dia ke neraka jahanam. Dan jahanam itu sejelek-jelek tempat kembali.” (QS. An-Nisa`[4]: 115)

Itu prinsip yang sudah kita bahas.

Prinsip keempat, bahwa agama Islam agama yang sempurna. Sempurna semuanya agama Islam ini. Tidak perlu ditambah, tidak boleh lagi ditambah dan tidak boleh dikurangi, sudah sempurna. Karena Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 3:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan nikmatKu atasmu, dan Aku ridha Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maidah[5]: 3)

Sempurna agama Islam ini. Jadi, apa yang membawa manusia ke surga, Nabi sudah jelaskan, yang membawa manusia ke neraka, Nabi sudah jelaskan. Sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ ، إِلَّا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ

“Tidak tersisa sedikitpun dari agama Islam ini. Apa saja yang mendekatkan diri kalian ke surga sudah dijelaskan dan apa saja yang mendekatkan diri karena ke neraka sudah dijelaskan.” (Hadits shahih diriwayatkan Imam Tabrani dalam mu’jamul kabir)

Simak menit ke-11:13

Dengarkan dan Download MP3 Kajian Tentang Prinsip Dalam Beragama Islam



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48114-prinsip-dalam-beragama-islam/